Opsiberita.com - Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Mandailing Natal (Madina) mempertanyakan adanya kalimat yang terucap dari Wakil Bupati Madina, Atika Azmi Utami Nasution saat mendampingi Saifullah mendaftar ke KPU, Rabu (28/08/2024) terkait sudah banyak janji politik yang sudah direalisasikan.
Ketua DPC GMNI Madina, Rajab Husein menuturkan, adalah sebuah hal buruk apabila Atika Azmi Utami sebagai calon wakil Bupati Madina aktif, dan kini mencalon kembali menjadi wakil bupati Saifullah (Sahata) mengatakan bahwa banyak janji dari Pilkada sebelumnya telah terealisasi pada masa kepemimpinannya.
“Pernyataan Cawabup dari Saipullah Nasution yang didukung dengan koalisi gemuk ini memberi tanda tanya besar pada setiap akhir kalimatnya,”kata Rajab di Panyabungan, Sabtu (31/8/2024).
Rajab mengungkapkan banyak dari janji politik dari Atika Azmi Utami yang disinyalir tidak direalisasikan. Salah satu contohnya kontrak politik dengan masyarakat pantai barat.
Selain itu sambungnya, pertanyaan tentang kopi Rp400.000 per-kilogramnya belum juga ditemukan jawabannya.
Sistem meritokrasi yang diucapkan oleh beliau pun tidak ada sedikitpun terlaksana. Dan masih banyak lagi diduga janji politik lainnya.
“Lantas apa yang harus dipercaya dari ucapan Atika Azmi Utami yang menyatakan bahwa banyak janji politik mereka telah banyak terealisasi ?”tanya Rajab.
Saat ini rakyat tidak lagi bisa dibohongi, publik tidak mau terus-menerus dicekoki dengan mimpi-mimpi indah yang tidak ada implementasi.
Dan Retorika dipergunakan bukan hanya untuk menumpas lawan debat atau terlihat hebat dipanggung, namun retorika seharusnya dipergunakan untuk jalan awal membuktikan bahwa yang beretorika mampu mengucapkan apa yang telah dijanjikan untuk dijalankan dan diwujudkan.
“Pilkada tahun ini bukan ladang janji, pilkada tahun ini harus diubah pola permainannya. Dimana, yang ditunjukan kepada publik adalah rekam jejak atas apa yang telah dilakukan pada kandidat. Baik rekam jejak dari Saipullah - Atika maupun Harun - Ichwan.”pungkas Rajab.
Rajab berharap agar Pilkada tahun ini harus dijadikan ajang adu prestasi dari setiap kandidat tentang apa yang pernah dilakukan oleh para kandidat semasa sebelum mereka mencalonkan diri sebagai calon Bupati dan calon Wakil Bupati Madina.
“Pilkada tahun ini tidak boleh dibuat untuk mengobral janji tanpa bukti, karena rakyat sudah paham politik.”ujar Rajab mengakhiri. (ob/afsir)