Ketua Dewan Pembina Tani Makmur Sumatera Utara, Bobby Nasution bersama petani se kabupaten Tapsel. (ob/adm)
Opsiberita.com - Petani se Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel) menggelar sarasehan bersama Ketua Dewan Pembina Tani Makmur Sumatera Utara, Bobby Nasution, Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Sumut, Gus Irawan Pasaribu dan Pembina Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Sumut, Syahrul M Pasaribu.
Sarasehan atau pertemuan yang digelar untuk mendengar pendapat ahli/tokoh tentang program dan prospek pertanian Sumut dan khususnya Tapsel ke depan ini, diadakan di Alun-alun Sipirok, Sabtu (28/9/2024) sore.
Ketua panitia juga Ketua KTNA Tapsel, Juang Pakpahan melaporkan bahwa jumlah kelompok tani Tapsel sebanyak 1.467, sarasehan ini bertujuan menyatukan persepsi tentang konsep pertanian ke depan di Tapsel pada khususnya, dan Sumut pada umumnya.
"Wujudkan kedaulatan pangan nasional dalam menyongsong Indonesia Emas 2045 sebagaimana program prioritas Presiden dan Wakil Presiden terpilih, Prabowo dan Gibran. Inilah satu di antara beberapa tujuan sarasehan ini," katanya.
Hadir ribuan perwakilan petani Tapsel, tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh pemuda. Ratusan anggota Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT) Tapsel dan Pimpinan Pesantren Darul Mursyid, Jafar Syahbudin Ritonga bersama istri.
Masyarakat tani diwakili Obama dari Kecamatan Saipar Dolok Hole, menyebut saat ini ada seribu lebih kelompok tani di Tapsel. Kelompok ini menaungi petani yang jumlahnya hampir 70 persen dari jumlah penduduk Tapsel.
"Pak Bobby kami dengar mencalon Gubernur, dan pak Gus dari HKTI mencalon Bupati. Semoga perjuangan bapak berdua meraih sukses. Apabila sudah terpilih, tolong perhatikan kami masyarakat petani ini pak," pinta Obama.
Di Tapsel, katanya, petani membudidaya kopi, aren, kakao, padi, holtikultura dan jenis tanaman pangan lainnya. Namun sekitar tiga ahun ini mengalami masalah ketersediaan bibit unggul, pupuk, pestisida dan infrastruktur jalan yang rusak parah.
"Jika tepilih, tolong perhatikan pupuk, bibit dan pestisida. Mohon bangun Jalan Provinsi dan Jalan Kabupaten yang rusak itu pak. Susah kami keluarkan hasil pertanian. Biaya mahal dan harga murah karena jalan rusak," ujarnya.
Apa yang disampaikan Obama mewakili petani Tapsel, dibenarkan Syahrul Pasaribu yang merupakan anggota Pembina KTNA Sumut.
Petani Tapsel sangat menggantungkan harapan kepada Gubernur dan Bupati terpilih di Pilkada mendatang. Manakala Bobby dan Gus terpilih. Dengan kolaborasi yang berkah, diyakini kesejahteraan petani Sumut dan Tapsel kembali bangkit.
Mengenai Jalan Provinsi yang rusak parah dan dikeluhkan petani, Syahrul menyebut salah satu ruasnya berada di samping Alun-alun Sipirok atau tempat sarasehan ini diadakan.
Ruas Jalan Provinsi ini menghubungkan Kecamatan Sipirok, Arse, Saipar Dolok Hole, Aek Bilah dan terus ke Padang Lawas Utara. Faktanya, sekitar tiga tahun terakhir, jalan ini sangat memprihatinkan.
Tahun 2022 dan 2023 atau dengan sistem kontrak tahun jamak, pembangunan ruas jalan ini sudah dianggarkan Rp109 miliar dan untuk Bulu Mario Sipirok- Marancar-Sipenggeng Rp17 miliar, sehingga berjumlah Rp126 miliar oleh Pemprov Sumut.
"Namun karena kurangnya sinergi dan kolaborasi Pemkab Tapsel dengan Pemprovsu, ruas jalan tersebut tidak ada yang dikerjakan. Untuk itu, manakala Bobby dan Gus diberi rakyat kepercayaan dan terpilih di Pilkada, kami titipkan pembangunan ruas jalan ini," sebutnya.
Syahrul, mantan Bupati Tapsel dua periode juga menceritakan kondisi kerusakan Jalan Provinsi di ruas Bulu Mario Sipirok - Marancar - Sipenggeng Batangtoru. Sangat membutuhkan pembangunan.
Lebih lanjut, dia menjelaskan kopi arabica Sipirok tahun 2018 sudah mendapatkan pengakuan pemerintah terhadap kekhasan rasa dan aroma kopi tersebut dengan diterimanya Indikasi Geokrafis (IG) dari Kemenkumhan, dan berharap kepada kedua tokoh tersebut agar ke depan komoditas kopi Sipirok ini dapat lebih ditumbuh kembangkan pertumbuhan dan pemasarannya.
Kolaborasi Untuk Bangkit
Ketua HKTI Sumut Gus Irawan Pasaribu mengaku telah mengidentifikasi masalah petani di Tapsel. Musim tanam tak dapat bibit unggul, butuh obat-orbatan tapi pestisida tidak ada. Saat akan memupuk, pupuknya langka dan jikapun ada maka harganya sangat mahal.
Kedaulatan pangan yang merupakan program prioritas Presiden dan Wakil Presiden terpilih, Prabowo dan Gibran, diyakini akan mampu menjawab persoalan petani.
Bobby Nasution dan Gus Irawan sama-sama kader Partai Gerindra yang Ketua Umumnya adalah Presiden RI terpilih Prabowo Subianto. Tentu akan lebih mudah menyelaraskan program pusat dan provinsi ke Tapsel.
"Di saat yang tepat, pupuk bersubsidi akan langsung disalurkan ke petani. Kita mengerti persis persoalan ini dan akan melakukan restrukturiasai penyalurannya," kata Gus.
Mengenai kerusakan jalan, sebelum mengakhiri jabatan anggota DPR RI, Gus telah menitipkan perbaikan Jalinsum Batu Jomba ke Kementerian PUPR melalui Komisi V DPR RI. Di tahun 2025 nanti pembangunan Jalan Nasional akan diperbaiki walaupun belum sepenuhnya tuntas.
Menanggapi keluhan-keluhan itu, Bobby Nasution menyebut telah merancang perencanaan pembangunan yang fokus pada sektor pertanian dan infrastruktur. "Ini bukan janji. Tetapi saya rasa, siapapun calon kepala daerahnya, sudah semestinya memperhatikan ini," sebut Bobby.
Rangkaian visi misi kepala daerah di Pilkada Serentak 2024 ini, sudah dipadu padankan dengan visi nasional. Antara lain menitikberatkan kedaulatan pangan atau pertanian.
Bobby menceritakan bagaimana Pemko Medan yang dipimpinnya menjalankan strategi pengendalian inflasi daerah. Yakni dengan menjaga kestabilan harga cabai merah dan bawang merah. Harga dua komoditas ini akan sangat mempengaruhi inflasi daerah. Sementara Pemko Medan adalah penyumbang hampir 80 persen inflasi Sumatera Utara.
"Jika harga bahan pokok di Medan naik, maka perekonomian di kabupaten dan kota se Sumut akan sangat terdampak. Bagaimana mengendalikan inflasi ini, kami subsidi pembelian cabai merah dan bawang merah dari Kabupaten Karo, Dairi dan Deli Serdang," katanya.
Hingga kini, penjualan komoditi Tapsel belum terkoneksi dengan Pemko Medan. Padahal jika kolaborasi itu tercipta, Nilai Tukar Petani (NTP) Tapsel akan naik dan harga hasil pertaniannya tetap terjaga.
Tentang pembangunan Jalan Provinsi, Bobby meyakini tidaklah rumit selagi Gubernur konsisten dan memiliki niat tulus untuk memperbaikinya.
Ia bandingkan Pemko Medan yang punya jalan sepanjang 3.200 kilometer. APBD pertahunnya rata-rata Rp6 triliuan dan Rp4 triliun di antaranya dialokasikan di Belanja Modal. Jalan di Medan bisa diperbaiki dan terpelihara.
Sementara Jalan Provinsi di Sumatera Utara hanya sepanjang 3.000 kilometer dengan APBD sebanyak Rp14 triliun.
"Dengan APBD Medan Rp6 triliun kita bangun dan pelihara jalan 3.200 kilometer. Konon lagi jalan 3.000 kilometer dengan APBD Sumut Rp14 triliun, Insya Allah tak sampai lima tahun, pembangunannya kita tuntaskan," kata Bobby.
Kuncinya, kepala daerah punya komitmen dan konsisten mengalokasikan anggaran pembangunannya.
Terakhir, Bobby berharap warga Tapsel khususnya dan Sumut umumnya, memilih kepala daerah yang tidak menyengsarakan rakyat. Kepala daerah yang tidak menjadi bahan ejekan dan yang tidak menjadi sasaran caci maki masyarakatnya.(ob/adm)