Opsiberita.com - Kepolisian sektor ( Polsek) bersama Koramil 13 Panyabungan dan kecamatan Hutabargot minta Kegiatan tambang ilegal khususnya di kilometer 02 kecamatan Hutabargot Kabupaten Mandailing Natal ( Madina) diminta segera ditutup.
Ultimatum tersebut tercetus dalam kesepakatan bersama Forum Komunikasi Pimpinan kecamatan ( Forkopimcam) saat mendatangi Desa Hutabargot Nauli kecamatan Hutabargot, Kamis (5/12/2024).
Sambil menggelar spanduk, Forkopimcam yang terdiri dari Kapolsek Panyabungan,Danramil 13 Panyabungan dan Camat Hutabargot dan jajaran meminta agar seluruh kegiatan tambang ilegal di kawasan Hutabargot khususnya kilometer 02 Desa Hutabargot Nauli agar dihentikan.
Dalam spanduk dan ultimatumnya,Forkopimcam minta agar kegiatan tambang liar ( illegal mining) yang akhir - akhir ini makin marak agar segera dihentikan.
Permintaan Polisi bersama Forkopimcam menyatakan agar kegiatan ilegal minning dan penambangan liar ditutup,mengacu kepada Undang - undang No. 3 tahun 2020.
"Sesuai UU tersebut para pelaku ilegal minning dan tambang liar dapat dipidana 5 tahun penjara atau denda 100 milyar rupiah", tulis spanduk.
Pantauan wartawan, proyek tambang liar yang saat ini makin marak di kilometer 02 makin meningkat bahkan disebut - sebut dapat meraup ratusan juta rupiah setiap hari.
Koeb,warga Hutabargot bahkan menyebutkan ada pelaku tambang di Hutabargot yang setiap harinya harus merogoh minimal Rp 60 juta untuk menutupi permintaan warga masyarakat yang datang meminta batu maupun uang kepada sang pemain tambang.
" Ada yang minta uang ada juga yang minta batu, jadi begitu pintu gerbang Camp terbuka, warga yang sudah bergerombol langsung menyerbu toke tambang", ungkapnya.
Menurut Koeb, bukan hanya warga dari kawasan Hutabargot, tapi ada juga dari Gunung Barani, Gunung Manaon bahkan dari Panyabungan yang datang minta uang atau batu ke toke tambang Hutabargot tersebut.
Ia menyebutkan, kerap terjadi tindakan kekerasan di lokasi kilometer 02 terhadap sesama penambang yang berusaha masuk wilayah penambang lain yang saat saat ini lagi 'onfire'.
" Itu kemarin sekitar 30 orang pekerja tambang melakukan pengeroyokan terhadap orang Pancinaran ini, tapi sudah berdamai, mereka takutlah kalau kasusnya sampe ke Polisi", tukasnya.(ob/afsir)